Senin, 01 Mei 2017

Ladang Padi Di Tanah Padang

Begitu banyak burung di alam bernyanyi
Berikanlah kenyamanan dan kesejahteraan  embun di kantung daun
Agar selalu basah dan tetap mengaliri dahagaku

Menabur benih padi demi sesuap nasi
Pertama kali aku mengenal padi dari ibuku ketika ia menanak nasi
Ibuku berucap, nak jangan kau sisakan nasimu nanti matilah ayammu

Di perhelatan pergantian musim
Ladang persemaian ditumbuhi ilalang
Membakar hasrat menuai padi
Lewat jendela kecil pondok kayu
Aku melihat padi baru tumbuh

Ketenteraman hati semakin membelenggu
Angan-angan masa depan melayang ke langit biru
Hatiku bahagia setiap kali melihat indahmu
Terselip rasa gundah menunggu buahmu

Menatap senja

Senyumku menatap senja ini
Riuh daun-daun mengiringi
Rindu menyeruak saat senja menanti malam
Tidakkah kau lihat saat-saat begitu indah
Geloranya tak padam, meski diam-diam kupendam

Pergi

Kepergianku seperti segumpal abu
Ketika api menyala, aku masih berjaya diapngkuanmu
Lalu ia kau tiup hingga padam
Dan tak pernah kau hiraukan kembali
Bagaikan mengharap rindu padamu yang tak pernah berseru

Sepi melandaku

Memikul sepi
Dalam kabut rindu
Memainkan bait bait kata
Rupanya kau tak paham akan maknanya
Tentang rasa terpendam dimasa silam
Lalu hanya pandai mengadu rayu dan menyesatkanku

Tak perlu rumit untuk Rindu

Ah, begitu rumit
Ketika aku rindu dengan dia
Berarti aku ingin kehadiran dia
Demikian juga jika dia rindu dengan aku
Mungkin dia ingin aku disampingnya
Sepertinya ini tidaklah sulit sayangku
Akan kuselami lebih jauh kedasar "lautan rindu"

Aku, dia dan hari ini

Hari ini
Biarkan rindu bercerita padaku
Tentang ia yang waktu itu mengadu cerita kepadaku
Tentang aku yang selalu malu jika berhadapan denganmu
Diam, dan tak bisa bicara lebih banyak lagi

Jalan bercerita, cerita diperjalanan

Aku dan hujan Malam ini jalanku terasa amat begitu panjang Bermandikan bulir-bulir rintikan sambil sesekali bercelingukan Melihat pengend...