Aku dan hujan
Malam ini jalanku terasa amat begitu panjang
Bermandikan bulir-bulir rintikan sambil sesekali bercelingukan
Melihat pengendara yg sibuk dengan mantel dan barang bawaan
Ah biarkan saja
Persetan dengan segala urusan
Dingin kurasakan
Tapi kuyup tak lagi menjadi beban
Kini aku telah bertemankan dengan hujan
Di setiap tetesnya kuselami segala-gala keagungan
Pun segala rupa kesangsian
Aku ingin berlama-lama berduaan
Mengabadi dalam dekapan malam
Tanpa harus memberi sebuah alasan
Angin dan dingin kembali menjelma sosok rupawan
Oh tidak, lagi-lagi kenyataan mematikan impian
Aku tak bisa berbahagia hanya sendirian
Malam ini juga harus kusaksikan sebuah kesengsaraan, yg terbalut dalam sebuah senyuman
Lucu, sungguh lucu
Lagi-lagi aku seperti melihat gambar diri
Yang hanya mampu memberontak dalam hati
Melihat sebuah perkara kemungkaran yg kini menjadi pembiasaan
Tuhan..
Sungguh kerdil diri ini jika memintamu untuk menyelesaikan
Apalah guna kesempurnaan yg melekat
Bila suaramu hanya sampai pada sekat kerongkongan (sambut suara si empunya entah dimana adanya)
Sadarlah, kursi kenyamananmu tak lain hanya sekedar kepalsuan yang menjerumuskan dalam lembah nista kekayaan
Ampunilah
Ampunilah jiwa-jiwa kerdil
Yang sarat akan kesombongan
Bangunlah duhai raga nan sukma
Biarkan sekali ini kunikmati keabadian; meski dalam ruang kematian
YK, 8 okt 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar